Malam ini aku termenung di
samping pintu dan di depan TV sambil memikirkan sesuatu yang ada didalam
benakku. Sesekali aku menatap layar HP di samping kananku yang terhubung dengan
kabel USB dengan laptop yang sedang aku gunakan malam ini.
Suara kembang api bertebaran
dimana-mana,mungkin mereka sedang merasakan kebahagiaan dengan keluarga ataupun
teman-teman mereka tak seperti aku. aku yang diselimuti dengan kegelisahan dan
kebodohan ku. Hari ini adalah hari pertama yang aku lalui setelah Hari
Kemenangan Agamaku,ya Hari lebaran. Semua orang saling bermaafan satu sama
lain. Termasuk aku dan dia. Aku udah melupakan kejadian kemarin. Ya aku menggap
itu kejadian kemarin karena aku lupa kapan itu terjadi. Mungkin saat kemarin
saat kita saling bermaafan satu sama lain lewat SMS dia gak tau apa yang sudah
terjadi saat kemarin. Tapi aku sadar,dia juga manusia yang pasti punya kata “khilaf”
didalam dirinya. Aku sudah melupakan kejadian yang sangat ingin aku lupakan
didalam benakku ini,aku tak mau terlalu tenggelam dalam kesedihan yang tak
sepantasnya aku tangisi.
Malam kemarin aku dan dia
memiliki misi untuk membuat novel. Kita satu sama lain mau menggambungkan
imajinasi yang diluapkan didalam novel. Suatu getaran yang timbul dari HP-ku
telah mengalihkan konsentrasi ku dari laptop. Ya chat whatsup dari dia. Dia mengucapkan
permohonan maaf yang aku juga bingung kenapa dia ngirim chat ini. Beberapakali HP
ku berbunyi menandakan adanya tambahan chat dari dia. Terus menerus aku baca
isi chat yang dia kirim,aku tau apa maksud isi chat ini. Aku langsung bangkit
dari posisi malasku yang dari tadi didepan laptop. Dia sudah mengetahui air
mataku kemarin,dia sudah tahu kenapa hari itu aku pergi dan membatalkan janji
untuk buka bersama saat itu. aku bingung mengatakannya,aku sudah melupakan
kejadian itu dari jauh hari. Tapi saat aku baca chat yang dia kirim ingatanku
langsung kembali ke masa kemarin. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri untuk
melupakan kejadia itu lagi. Tapi akhirnya aku meluapkan semuanya di blog ini.
“suatu hubungan yang baik itu
yang mengakui kesalahannya dan mau memaafknanya” itu yang dia katakan didalam
chat yang dia kirim. Beberapa kali dia mengirim chat agar aku tak kecewa sama
dia. Ya saat ini hati yang aku miliki tidak kecewa sekecewa hari kemarin. Dan ada
satu kalimat yang mungkin membuat aku bingung,membuat aku terkejut,dan aku gak
tau harus mengartikannya sebagai apa. Dia mengatakan untuk tidak bersedih karna
perasaan dia yang rasakan sama dengan ku.
Entah aku harus bahagia atau
mengganggapnya biasa saja,aku terlalu takut. Takut untuk melangkah untuk dia. Aku
tak mau terlarut dalam kebahagiaannya.
Tuhan ...jaga perasaan ini. Aku tak
mau terlalu menyayangi dia atau mencintai dia melebihi cintaku padaMu. Jika memang
dia terbaik dekatkanlah dengan jalan yang baik,jika bukan berilah keikhlasan
untuk hati ini. Initnya aku mencintai dia jika Engkau mengizinkan :’)
No comments:
Post a Comment